Perang Dunia II Kelompok 6
- sejaraheropa
- Feb 26, 2015
- 13 min read
PERANG DUNIA II DI EROPA
Oleh Kelompok 6
Ayu Hardiyanti (140731600963), Lilik Setiawan (140731604047) dan R Hardiansyah E P (140731603986)
Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah
ABSTRAK
World War II is a continuation of World War I. World War II originated from the German attack on Poland on September 1, 1939. This war Berlangsungya counted long enough until August 14, 1945. In Europe, Germany and Italy united against England and Russia as well as European countries other. In the Pacific, the Japanese started with the bombing of a US military base. World War II brought an enormous influence on the development of the next world in all areas of life.
Kata Kunci: Perang Dunia II, berlangsung, pengaruh.
PENDAHULUAN
Eropa merupakan sebuah peradaban yang memiliki berbagai peristiwa sejarah yang sangat berpengaruh bagi kehidupan umat manusia. Salah satu peristiwa sejarah yang terjadi di Eropa ialah Perang Dunia II, perang ini merupakan keberlanjutan dari perang sebelumnya, yaitu Perang Dunia I dan dianggap sebagai perang yang paling dahsyat dan paling menghancurkan dalam sejarah manusia. Perang ini telah melibatkan semua golongan baik militer maupun sipil dari beberapa negara di berbagai benua seperti Eropa, Asia dan Amerika. Perang ini juga memberikan banyak penderitaan hampir di semua negara. Faktor utama yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II ini ialah karena adanya serangan Jerman terhadap Polandia pada 1 September 1939, selain itu juga karena adanya kegagalan Liga-Liga Bangsa (LBB), perlombaan bersenjata dan adanya persekutuan dan pertentangan paham. Namun, dibalik timbulnya kekacauan akibat perang ini, perang ini juga telah memberikan manfaat kepada umat manusia yaitu dalam hal kemerdekaan negara-negara yang mengalami penjajahan.
Tujuan dari penulisan artikel ini ialah untuk mengetahui dan memahami bagaimana latar belakang terjadinya Perang Dunia II, jalannya Perang Dunia II, negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II, dan akibat dari Perang Dunia II untuk kehidupan umat manusia.
PEMBAHASAN
Perang Dunia II dimulai pada pagi hari 1 September 1939 pada saat itu, Jerman menyerang Polandia. Peperangan ini merupakan keberlanjutan dari Perang Dunia I yang berakhir pada tahun 1918. Di mana pada saat itu, Jerman, Italia, dan Jepang kalah dalam Perang Dunia I dan merasa dendam terhadap cara kekuatan sekutu Prancis, Inggris dan Amerika Serikat dalam memperlakukan mereka pada saat itu. Dari sinilah, muncul sebuah kebencian yang mengarah pada bangkitnya pemerintahan yang bertekad untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang pada 1918 (Hynson, 2005: 4-5). Serangan Jerman terhadap Polandia pada 1 September 1939 yang didahului dengan penghancuran pesawat udara sebagai pusat jalan serta penghancuran kereta api merupakan awal mula sekaligus pertanda dimulainya Perang Dunia II. Namun ada pendapat lain mengatakan bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria. Perang Dunia II sekaligus pertanda bahwa Sentrum tentara-tentara Polandia di hujani bom setelah itu para pasukan Jerman jauh masuk ke dalam wilayah Polandia. Bagaimana dengan kekuatan polandia pada saat itu? Pada saat pertempuran itu terjadi Polandia tidak belajar dari Perang Dunia I karena mereka tidak menyadari bagaimana pentingnya tank, mereka hanya menggunakan senjata bekas Perang Dunia I dan para pasukan berkuda sehingga hanya dengan 7 hari, tentara Jerman berhasil mengurung hampir semua tentara Polandia (Koen, 1962: 9).
Setelah Jerman melancarkan serangan ke Polandia pada 1 September 1939, tiga hari kemudian, 3 September 1939 Prancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Perang Dunia II ini dimuali antara Blok Axis (poros) yang dipimpin Jerman dengan Blok Sekutu yang dipimpin Inggris dengan menggunakan politi lebensraum. Pada 9 April 1940 tentara Jerman dalam waktu singkat melakukan serangan secara besar-besaran ke wilayah utara dan berhasil menduduki Denmark dan Norwegia (Djaja, 2012:197). Pada 10 juni 1940, Italia terjun ke kancah peperangan dengan memihak Jerman. Akhirnya dengan gempuran-gempuran yang sangat dahsyat dari jerman dan italia selama 12 hari, Prancis dapat ditaklukkan pada 22 juni 1940. Selanjutnya Jerman mencoba untuk menguasai Inggris. Namun serangan-serangan jerman, baik angkatan udara maupun darat dapat dipatahkan oleh pasukan Inggris di bawah pimpinan perdana Menteri Winston Churchill. Jerman dan Italia kemudian menduduki daerah Balkan dan mendapat perlawanan sengit dari pasukan partisan Yugoslavia di bawah pimpinan Josep Broz Tito.
Pada 22 juni 1941, Jerman memulai serangan-serangan ke arah timur, yaitu Rusia. Serangan-serangan tersebut berhasil dengan gemilang sehingga negara-negara sekutu dalam posisi bertahan. Namun pada musim dingin 1944, pasukan Rusia dapat memukul mundur pasukan Jerman dengan menerobos jauh ke arah polandia, Rumania, Yugoslavia, Hongaria sehingga dapat mengusir pasukan Jerman dari daerah Balkan.
Di pasifik, jepang telah memulai Perang Asia Timur Raya dengan melakukan pemboman terhadap pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour, Hawaii pada 7 Desember 1941. Keesokan harinya, Amerika menyatakan perang dengan Jepang dan negara poros lainnya. Dalam waktu 100 hari, Jepang berhasil merebut koloni inggris di Malaya dan Burma, koloni Belanda di Indonesia, dan sejumlah pulau di pasifik. Untuk membalas serangan Jepang, sekutu menyusun strategi dengan melakukan taktik “Loncat katak”. Strategiini dipimpin oleh jenderal Douglas MacArthur dan laksamana Chester Nimittz.
Pada 7 Mei 1942, sekutu berhasil menghancurkan tentara jepang di laut karang dekat papua. Setelah itu, pada 1945, sekutu berhasil merebut Fillipina dan Indocina. Tentara jepang akhirnya menyerah kepada sekutu pada 15 agustus 1945 setelah sebelumnya Hiroshima dan Nagasaki dibom atom pada 6 dan 9 agustus 1945.
Sebelumnya, pasukan sekutu di bawah pimpinan Montgomery pada 23 Oktober 1942 mendapat kemenangan dalam perang ELAlamein di afrika utara. Disusul oleh kemenangan Amerika di Aljazair, Inggris-Amerika di sisilia dan italia utara. Adapun, di italia serangan sekutu mendapat perlawanan sengit dari pasukan Jerman. Namun, pada 3 september 1943 italia akhirnya dapat ditaklukan.
Pada 6 juni 1944, jenderal Eisenhower memimpin pasukan sekutu untuk menyerang Jerman yang menguasai prancis di Norwegia, Normandia, dan Prancis selatan. Serangan-serangan itu berhasil dilancarkan dengan direbutnya Prancis pada 24 september 1944.
Pada awal 1945, pasukan sekutu melancarkan serangan langsung ke wilayah jerman dengan menghancurkan pusat-pusat industri jerman dan berhasil menduduki kota berlin. Pasukan jerman terdesak. Pada 7 mei 1945, jerman akhirnya menyerah kepada sekutu. Dengan meyerahnya jerman dan jepang kepada sekutu, berakhirlah perang dunia II. Kekalahan yang dialami pada perang Dunia I terulang kembali oleh jerman dan italia.(Djaja,2012:197-199)
Pada penyerangan terhadap Norwegia, Jerman mengerahkan beribu-ribu pasukannya untuk menyerang Norwegia karena pada saat itu Norwegia hanya memiliki bala tentara yang kecil sekitar 16.000 orang, penyebab dari kecilnya bala tentara Norwegia ini disebabkan karena keadaan geografis Norwegia yang memiliki banyaknya pegunungan dan jarak antara kota-kota besar sangatlah jauh, sehingga 16.000 bala tentara tersebut tidak dapat diandalkan untuk berperang karena bala tentara tersebut tidak dapat melakukan mobilisasi divisi demi divisi secara kesatuan, maka akibat dari kelemahan inilah jerman dapat menyerang dengan mudah dalam gelombang pertama dengan tentara penyerbu yang cukup banyak. Misi penyerbuan jerman ke Norwegia yang dipimpin oleh Hitler sebetulnya memiliki harapan akan dibantu oleh penghianat Norwegia seperti Quisling tetapi harapan itu ternyata sama dengan harapan yang dilaksanakan oleh Inggris maka Inggris membentuk suatu rancangan agar menggagalkan misi Jerman menyerang Norwegia, rancangan tersebut yakni menaruh ranjau-ranjau pada jalur pelayaran Jerman tetapi rancangan tersebut sangatlah mustahil dilakukan sebab Jerman telah melewati jalur yang ditetapkan oleh Inggris sebagai jalur pelayaran tengkorak bagi Jerman. Resiko yang diberikan oleh Hitler sangatlah besar kepada bala tentaranya sebab rancangan Inggris tidak diketahui sama sekali oleh Hitler dan bala tentaranya.
Terjadinya Perang Dunia II tidak dapat dipisahkan dari lahirnya negara-negara fasis (negara yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara diktator sehingga rakyat tidak bebas mengeluarkan pendapat (Djaja, 2012: 190). Tujuan dari fasisme adalah membentuk negara yang otoriter-totaliter. Dalam negara yang otoriter-totaliter seluruh aspek kehidupan negara baik aspek ekonomi, sosial maupun politik harus ditentukan oleh satu partai penguasa. Negara penganut fasis sangat mengutamakan dan mengagungkan perang dan disiplin militer. Negara fasis juga mengembangkan dan menekan agar setiap warga negara mempunyai rasa nasionalisme dan cinta tanah air melebihi dari cinta apapun, negara harus menjadi prioritas nomor satu, sehingga berkembang perasaan nasionalisme yang berlebihan yang biasa disebut dengan ultranasionalisme (chauvinisme) yang disertai dengan semangat heroisme tinggi di kalangan warga negara dan masyarakat luas. Akibat dari hal tersebut, negara fasis tumbuh menjadi negara yang agresif. Hal ini terlihat pada tiga negara penganut paham fasis pada waktu itu, yakni Jerman di bawah pimpinan Adolf Hilter, Italia di bawah pimpinan Benito Mussolini, dan Jepang di bawah pimpinan Kaisar Hirohito.
Italia yang mengalami permasalahan ekonomi di bawah pemerintahan Raja Victor Immanuel III di tentang oleh Benito Mussolini melalui Partai Fasis. Setelah berhasil merebut kekuasaan, Mussolini tidak berhasil memulihkan keadaan ekonomi negara. Dengan demikian, pemerintah memutuskan untuk mengalihkan perhatian rakyat dengan perang ke luar negeri, yaitu dengan menyerbu Abbesinia (Ethiopia) pada 1934. Sedangkan situasi di Jerman lebih kacau. Akibat kalah dalam Perang Dunia I menyebabkan Jerman dalam kondisi krisis ekonomi yang sangat hebat ditambah dengan utang ganti rugi perang kepada pihak Sekutu yang tidak bisa dibayar oleh pemerintah. Rakyatpun tidak lagi mempercayai pemerintah sehingga mendorong munculnya partai-partai yang bersifat radikal seperti Partai Spartacis (komunis), Partai Sosial Demokrat, dan Partai Nasional Sosialis. Partai Nasional Sosialis atau yang lebih dikenal dengan sebutan NAZI (National Sozialistische Deutsche Arbeiter) berhasil menguasai Jerman dibawah pimpinan Adolf Hitler. Selama pemerintahannya, Hitler betindak dengan cara yang sangat diktator. Menurutnya, adanya kesengsaraan rakyat tidak hanya disebabkan karena kalah dalam perang, tetapi juga karena orang-orang komunis dan Yahudi yang disebut sebagai pengacau ekonomi Jerman (Djaja, 2012; 192). Dengan tegas Hitler menyatakan bahwa dunia akan lebih baik jika dipimpin oleh orang-orang Jerman sebab orang-orang Jerman ditakdirkan untuk memimpin dan menguasai negara-negara lain. Cita-cita Hitler adalah pelaksanaan pemerintahan yang lebensraum (memperluas ruang hidup) yang dapat diartikan dengan wilayah yang luas. Kemudian di Jepang di bawah pimpinan Kaisar Hirohito juga mengalami kehidupan perekonomian yang tidak menentu walaupun perindustriannya semakin berkembang. Kehidupan politik Jepang pada masa itu bertumpu pada kekuatan parlementer. Selain itu, rakyat tidak lagi percaya terhadap partai politik sebab terkuaknya beberapa skandal. Keadaan ini kemudian dimanfaatkan oleh kaum ekstrimis dan kaum militer sehingga memperburuk keadaan Jepang. seluruh partai politik digabungkan dan rakyat dipaksa untuk berperang melawan Cina.
Selain lahirnya negara-negara fasis, ada juga penyebab lain yang mengakibatkan terjadinya Perang Dunia II seperti Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang tidak menjalankan peranannya dengan baik dalam menjaga perdamaian dunia. Ada juga usaha dari tiap-tiap negara untuk saling mengungguli nagara lain dalam melengkapi persenjataannya. Akibatnya muncul sikap saling mencurigai sesama negara di Eropa yang pada puncaknya masing-masing negara mempersiapkan diri untuk mengatasi kemungkinan adanya serangan dari negara lain atau untuk menyerang negara lain. Penyebab lain-lainnya yakni adanya persekutuan-persekutuan berdasarkan atas dasar kepentingan ideologi masing-masing negara. Menjelang Perang Dunia II, terdapat tiga paham yang saling bertentangan, yaitu paham Komunis yang dipimpin Rusia (Blok Komunis), paham fasis yang totaliter yang dipimpin oleh Jerman dan Italia (Blok Fasis), serta paham Demokrasi dan Liberalisme yang dipimpin Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis (Blok Demokrasi) (Djaja, 2012: 196). Akibatnya muncul suatu politik mencari kawan (aliansi) sehingga antara satu blok dengan blok lainnya saling mencurigai.
Akhir Perang Dunia II terjadi pada saat pertempuran utamanya dimulai tahun 1945 ketika Amerika Serikat berusaha untuk merebut kembali Manila, ibukota Filipina. Pada saat itu Jepang terus melakukan pertempuran sampai perang berakhir. Pada Februari 1945, pasukan Amerika Serikat mendarat di Pulau Iwo Jima, yang mereka butuhkan sebagai pangkalan untuk melindungi pemboman yang terbang di atas Jepang. Pertempuran ini berlangsung kurang dari satu bulan dan telah menewasakan 6.000warga Amerika serta lebih dari 20.000 warga Jepang. Bulan Juni 1945, Amerika Serikat kehilangan 12.000 serdadu selama perebutan pulau Okinawa, dan 110.000 orang Jepang meninggal. Dari kejadian ini, Amerika Serikat memahami bahwa ribuan manusia akan tewas dalam sebuah serangan terhadap daratan utama Jepang. Hal inilah yang merupakan alasan mengapa di bulan Agustus, Presiden Truman mengijinkan penjatuhan bom atom di Hirosima dan Nagasaki (Hynson, 2007:29). Bom atom Hirosima meledak pada 6 Agustus 1945 pada pukul 08.15 waktu Jepang. Hirosima adalah kota berbentuk kipas yang sangat strategis dan sedang berkembang pesat. Distrik-distrik komersial dan residensial utama ada di tengah kota. Distrik seluas 10 km2 ini di diami oleh ¾ populasi penduduk. Pada puncak perang, penduduk Hirosima mencapai 380.000 jiwa namun setelah melalui sejumlah evakuasi penduduknya berkurang hingga 245.000 jiwa. Dari total penduduk tersebut, hampir 100.000 orang langsung tewas atau sekarat dan sisanya mengalami luka berat dan ringan, dan hanya sedikit dari mereka yang bergerak menuju ke rumah sakit (Hersey: 2008:1-46). Negara Jepang akhirnya menyerah pada 14 Agustus. Perang di Pasifik, dan di seluruh bagian dunia berakhir.
Bidang politik
Yang di latar belakangi oleh dua negara adi kuasa amerika serikat dan Uni soviet yang memiliki ideologi yang bebeda amerika yang memiliki ideologi liberalisme sedangkan uni soviet ber ideologi komunis(Djaja,2012:200) , terjadi persaingan antara kedua ideologi yang berbeda berakibat munculnya perang dingin (Cold War). Namun perang dingin ini sudah pudar bahkan berakhir setelah Uni Soviet terpecah pada 1991 menjadi Commonwealth of Independent State (CIS), pada masa perang dingin ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara-negara sepaham untuk membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty Organization (NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara-negara Eropa Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah fakta warsawa, yaitu pertahanan Uni Soviet bersama negara-negara Eropa Timur.
Warisan perang dunia II
Perang dunia II adalah perang yang paling menghancurkan dalam sejarah dunia. Perkiraan jumlah orang yang tewas mencapai 50 juta, termasuk 20 juta orang rusia, yang mengorbankan lebih banyak daripada peserta lain baik di bidang populasi maupun sumber-sumber daya material. Perang menghasilkan migrasi orang yang sangat banyak dan tidak ada bandingannya dalam sejarah eropa modern. Uni Soviet mencaplok negeri-negeri Baltik di Latvia, Lithuania, dan Estonia, mendeportasi secara paksa banyak dari penghuni pribumi ke rusia tengah. Bagian-bagian besar Prusia Timur diambil oleh Polandia, dan rusia mencaplok bagian timur laut. Jutaan orang jerman melarikan diri atau dipaksa keluar dari rusia dan wilayah-wilayah Cekoslovakia, Rumania, Yugoslavia, dan Hungaria, tempat-tempat yang sudah dihuni para nenek moyang mereka selama berabad-abad. Kerugian material sangat mengejutkan. Dimana-mana, kota-kota runtuh, jembatan-jembatan, sistem kereta api, saluran-saluran air, dan pelabuhan-pelabuhan hancur, lahan-lahan pertanian terbengkalai hewan ternak terbunuh, tambang-tambang batu bara hancur. Orang-orang yang tuna wisma dan kelaparan berkeliaran di jalan-jalan besar dan kecil. Eropa menghadapi tugas pembangunan kembali yang sangat besar. Namun eropa pulih dari kehancuran material ini dan dengan kecepatan yang menakjubkan.
Buntut perang susunan kekuasaan berubah, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua negara terkuat di dunia. Kekuasaan besar tradisional inggris, perancis, jerman, kini susut oleh dua negara adikuasa ini. Amerika serikat mempunyai bom atom dan kekuatan industri yang sangat besar, Uni Soviet mempunyai tentara terbesar didunia dan sedang meluaskan kekuasaannya di Eropa Timur. Karena lemahnya dan didudukinya jerman, dorongan utama untuk kerjasama Soviet Amerika menguap. Sementara Perang Dunia I memperhebat nafsu-nafsu nasionalis, setelah perang dunia II orang-orang Eropa Barat melangkah menuju kerjasama dan kesatuan. Tahun-tahun Hitler telah meyakinkan banyak orang Eropa akan bahaya yang melekat pada nasionalisme ekstrem, dan ketakutan terhadap Uni Soviet mendorong mereka menuju kerjasama yang lebih besar.
Perang dunia II mempercepat perpecahan kekaisaran-kekaisaran Eropa di Luar negeri. Negara-negara Eropa sangat tidak dapat membenarkan penguasaan atas rakyat Afrika dan Asia setelah mereka memperjuang membebaskan negeri-negeri Eropa dari imperialisme Jerman. Mereka juga tidak dapat meminta rakyatnya, yang lelah karena tahun-tahun Hitler dan memusatkan semua energi mereka pada rekonstruksi, untuk melakukan perang melawan Afrika dan Asia yang mendesak untuk mendapat kemerdekaan. Pada tahun-tahun tepat sesudah perang inggris raya menyerahkan India, perancis kehilangan lebanon dan belanda hengkang dari Indonesia. Pada 1950-an dan 1960-an hampir setiap wilayah kolonial mendapat kemerdekaan. Dalam contoh-contoh itu dimana kekuasaan kolonial melawan kemerdekaan untuk koloni itu, harganya adalah pertumbahan darah.
Kesadaran eropa, yang sudah sangat rusak akibat perang dunia I, sekali lagi terluka dengan cara yang memilukan. Teori rasial Nazi menunjukkan bahwa dalam suatu zaman ilmu yang canggih, pikiran tidak meninggalkan kepercayaan irasional dan tamsil mitis. Kekejaman nazi memperagakan bahwa orang akan menyiksa dan membunuh dengan semangat religius dan acuh tak acuh seperti mesin. Serangan gencar nazi terhadap akal dan kebebasan menegaskan kerapuhan yang baru dari peradaban barat. baik agama kristen maupun tradisi pencerahan telah menggagalkan barat. terkejut dengan kengerian era Hitler, sebagian intelektual hanyut dalam keputusasaan. Bagi para pemikir ini, kehidupan itu absurd, tanpa makna manusia tidak dapat memahami atau pun mengendalikannya. Pada 1945, hanya orang yang naif yang yakin pada kemajuan yang terus berlanjut atau percaya pada kebaikan hakiki manusia. Namun demikian, kekecewaan yang mendalam ini di perlembut oleh harapan. Dalam faktanya demokrasi telah menang menghadapi totalitarianisme dan teror nazi. Diharapkan bahwa lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokratis akan menyebar ke seluruh penjuru dunia dan bahwa perserikatan bangsa-bangsa yang baru didirikan akan mendorong perdamaian dunia.(Marvin Perry,2014; 400-403)
Bidang ekonomi
Setelah terjadinya perang dunia II berakhir banyak dampak yang dirasakan terutama pada bidang perekonomian di seluruh dunia, perekonomian dunia mengalami kekacauan, pusat industri dan perumahan di Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Polandia, Belgia dan tempat lain mengalami kehancuran yang sangat fatal. Sehingga negara-negara di Eropa mengalami krisis yang luar biasa tetapi satu-satunya kekuatan yang cukup kuat pada saat itu adalah Amerika Serikat. Dari tahun 1945-1947 Amerika Serikat mengeluarkan sistem bantuan (kredit) yang dinamakan Marshall Plan 1947, sistem ini dibentuk dari ide seseorang yang bernama George Marshall yaitu punggawa terbesar perang dunia II bekerja sama dengan Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill yang mengendalikan perekonomian Eropa karena sistem perekonomian merupakan hal terpenting untuk memulihkan stabilitas politik, sistem ini mendasarkan untuk menumpulkan kemajuan dari paham komunis yang semakin merajalela di wilayah eropa, kemudian dari sistem bantuan inilah muncul negara industri besar seperti negara Jerman dan Jepang. (Marshallfoundation)
Bidang Sosial
Selama perang berlangsung terjadi beberapa kali perundingan antara pemimpin-pemimpin terkemuka. Pada Agustus 1941 Presiden Roosevelt dan PM Winston Churchill mengadakan perundingan di atas kapal di lautan atlantik. Tujuannya untuk menentukan sikap untuk menghadapi negara Nazi, dan mencari dasar umum untuk perjanjian sesudah perang selesai. Sedikit banyak ketentuan itu mengikuti “14 pasal” dari presiden Wilson.
“Atlantic Charter” demikian nama piagam hasil perundingan itu, berisi pokok-pokok ketentuan sebagai berikut :
Amerika Serikat dan Inggris tidak akan mencari daerah tambahan, dan jika sesudah perang terdapat perubahan teritorial, hal itu harus berdasarkan kehendak penduduk di daerah tersebut.
Memperkuat hak segala bangsa untuk menetukan bentuk dan corak pemerintahannya sendiri-sendiri.
Menjanjikan mengembalikan kemerdekaan kepada negara-negara yang pada waktu perang diduduki.
Semua negara, menang atau kalah, akan memeperoleh bahan mentah.
Mengusahakan perdamaian dunia supaya setiap bangsa dpaat hidup bebas dari rasa takut dan dari kemiskinan.
Penggunaan kekerasan di antara bangsa-bangsa harus ditinggalkan, bangsa-bangsa yang mengancam dengan melakukan agresi harus dilucuti.
Harapan akan adanya demokrasi, keamanan, dan perdamaian, yang tercantum dalam Piagam itu, memberi harapan bagi pemerintah-pemerintah sekutu yang pada waktu itu sedang ada ditempat pengasingan. Dalam konferensi di London pada setempat 1941, Belgia, Polandia, Uzechoslovakia, Yugoslavia, Yunani, dan lain-lainnya menerima pokok-pokok Piagam tersebut sebagai dasar perjanjian apabila perang berakhir.
Pada 1942 Inggris dan Rusia menandatangani perjanjian persekutuan untuk waktu selama 20 tahun. Pada waktu yang bersamaan antara Amerika Serikat dan Rusia dicapai “saling pengertian yang dalam”. Konferensi-konferensi penting dilakukan oleh Roosevelt dan Churchill dalam tahun 1943 di casablanca, di Washington, dan Stalin menggabung dan konferensi diadakan di Teheran pada november 1943, dan pada awal 1945 di Yalta.
Pada November 1943 para menteri luar negeri Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan Cina bertemu di Moskow. Mereka menyatakan pentingnya dibentuk secepat mungkin suatu “organisasi internasional” yang permanen beranggotakan “negara-negara yang cinta damai”. Dalam konferensi Teheran, Roosevelt, Churchill, dan Stalin menyerukan adanya “keluarga dunia dari bangsa-bangsa demokratis”, konferensi-konferensi Washington yang dihadiri oleh tiga besar ditambah dengan Cina, membuat konsep Piagam Perserikatan bangsa-bangsa, sebuah nama pemberian presiden Roosevelt. Konsep tersebut dengan hanya mendapat perubahan sedikit diterima oleh konferensi di San Fransisco (April –Juni 1945) yang dihadiri oleh 51 negara yang memusuhi Jerman, Italia, dan Jepang. Pada juni 1945 mereka menandatangani “Charter of Peace” dan sesudah diratifikasi oleh parlemennya masing-masing, pada 24 oktober 1945 seluruh negara peserta konferensi San Fransisco meratifikasi Piagam Perdamaian.
PENUTUP
Kesimpulan
Perang ini merupakan keberlanjutan dari perang sebelumnya, yaitu Perang Dunia I dan dianggap sebagai perang yang paling dahsyat dan paling menghancurkan dalam sejarah manusia. Perang ini telah melibatkan semua golongan baik militer maupun sipil dari beberapa negara di berbagai benua seperti Eropa, Asia dan Amerika. Terjadinya perang dunia II ini disebabkan jerman menyerang polandia pada tanggal 1 September 1939, kemudian timbullah negara-negara fasisme yaitu negara dengan sistem pemerintahan diktator yang menyebabkan masyarakat tidak dapat bebas berpendapat, kemudian terjadinya krisis perekonomian dunia yang menyebabkan negara-negara harus kehilangan isi pendapatannya sehingga negara-negara yang mengalami krisis ekonomi tersebut ikut dalam sistem Marshall Plan karena pada saat itu Amerika Serikat hanyalah satu-satunya negara yang dapat diandalkan.
DAFTAR RUJUKAN
Djaja, W. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Perry, M. 2014. Peradaban Barat: Dari Revolusi Prancis Hingga Zaman Global. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Koen, A. P.1962.Perang Dunia II bagian Perang Eropah Djilid I.Djakarta: Saka Widya
Hynson, C.2007.Kisah Yang Terlewatkhan: Perang Dunia II.Jakarta: PT Elek Media Komputindo
Hersey. J.2008.Hirosima:Ketika Bom Dijatuhkan.Jakarta: Komunitas Bambu
Comments